Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah bergantung pada kinerja sumber daya manusia yang secara langsung atau tidak langsung memberi kontribusi pada perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stake holders) dan kepentingan internal (karyawan) yang dimiliki oleh perusahan. Untuk memperoleh kinerja optimal dari keberadaan karyawan dalam perusahaan maka perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat, yaitu dengan memikirkan bagaimana mengelola karyawan agar mau mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.Strategi tersebut hendaknya merupakan strategi yang berorientasi pada tujuan yaitu dengan menyamakan persepsi antara tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Kepentingan tujuan perusahaan dan kepentingan tujuan karyawan tidak dapat dipisah-pisahkan karena berada dalam satu kesatuan kebersamaan yang utuh. Namun, acap terjadi kesenjangan (gap) antara tujuan dan harapan karyawan terhadap perusahaan, dengan realitas yang ada. Hal tersebut seringkali menimbulkan masalah-masalah SDM. Adanya masalah-masalah SDM tersebut akan mempengaruhi kinerja karyawan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam upaya mencapai effesiensi kerja faktor kehadiran (absensi) karyawan merupakan hal yang cukup penting, apalagi berhubungan dengan produksi, penggajian, prestasi kerja, dll.
Pada alat pencatatan absensi karyawan yang konvensional memerlukan banyak intervensi pegawai bagian administrasi kepegawaian (SDM/ human resources management ) maupun kejujuran karyawan. Hal ini dimungkinkan adanya manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada proses ini tidak dilakukan semestinya. Dengan sistem absensi berbasis biometriks (sidik jari) proses pengambilan informasi kehadiran karyawan menjadi hampir 100% akurat karena didasarkan sidik jari masing-masing serta proses pencatatan dan pelaporannya menjadi otomatis oleh software khusus. Kesalahan maupun manipulasi catatan dapat dihilangkan karena intervensi pegawai administrasi menjadi minimal.
Informasi yang akurat merefleksikan kondisi yang sebenarnya menjadi landasan untuk pengambilan keputusan serta kebijakan untuk kemajuan suatu instansi/lembaga. Pencatatan absensi karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM / human resources management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang karyawan dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji / upah, produktivitas, atau kemajuan instansi/lembaga secara umum. Pada alat pencatatan absensi karyawan yang konvensional memerlukan banyak intervensi pegawai bagian administrasi SDM maupun kejujuran karyawan yang sedang dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan peluang adanya manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada proses ini tidak dilakukan semestinya. Proses pencatatan dan pelaporan kehadiran karyawan merupakan proses yang repetitif (berulang).
Karyawan datang pada waktu tertentu dan mengambil kartu absensi dari rak kartu, kemudian memasukkan kartu tersebut ke dalam mesin pencetak waktu dan tanggal pada kartu tersebut. Selanjutnya menyimpannya kembali dirak kartu. Setiap periode tertentu pegawai administrasi mengambil kartu-kartu absensi tersebut dan mentabulasikan data-data absensi tersebut dalam spreadsheet dikomputer dan menyimpan kembali kartu-kartu tersebut pada rak ditempatnya masing-masing. Prosedur tersebut diulang-ulang terus menerus tanpa banyak perubahan. Pengulangan prosedur pencatatan absensi dan pelaporan pengupahan tersebut sebenarnya sangat cocok untuk menggunakan proses terotomatisasi seluruhnya oleh komputer.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka dikembangkanlah teknologi biometrik yang memiliki keunggulan sifat tidak dapat dihilangkan, dilupakan atau dipindahkan dari satu orang ke orang lain, juga sulit ditiru atau dipalsukan.Dengan adanya sistem pencatatan dan pelaporan berbasis biomatriks (sidik jari) pengulangan tadi dapat sebagian besar dilakukan oleh komputer. Proses pengambilan informasi kehadiran karyawan menjadi hampir 100% akurat karena didasarkan sidik jari masing-masing serta
proses pencatatan dan pelaporannya menjadi otomatis oleh software khusus. Kesalahan maupun manipulasi catatan dapat dihilangkan karena intervensi pegawai administrasi menjadi minimal
Dari permasalahan yang ada maka dilakukan perbandingan – perbandingan antara lain:
No
|
Faktor kelemahan
|
Kartu absensi dan
pencetak waktunya(1)
|
Magnetic tape reader /
bar code reader(2)
|
Finger print scanner
& software absensi & pengupahan(3)
|
1.
|
Ketidakjujuran karyawan
via “buddy punching‿(teman sekerja yang mencatatkan kehadiran)
|
Seringkali
terjadi.Kartu absensi digunakan bersama-sama
|
Dapat terjadi.Kartu
magnetik dapat digunakan bersama-sama
|
Tidak mungkin
terjadi. Sidik jari tidak dapat digunakan oleh rekan sekerjanya yang
lain.
|
2.
|
Manipulasi atau
hilangnya kartu absensi
|
Mungkin
terjadi Kartu absensi dapat dipertukarkan antar rekan sekerja
|
Mungkin terjadiKartu
magnetik dapat dipertukarkan antar rekan sekerja
|
Tidak mungkin
terjadi Tidak menggunakan kartu absensi, sidik jari seseorang selalu
unik (tidak ada yang sama).Dapat menggunakan lebih dari 1 jari sebagai
identifikasi
|
3.
|
Kesalahan/
ketidakakuratan pencatatan waktu kerja karyawan
|
Kurang akurat.Pencetak
waktu dapat diset atau reset manual, sehingga mungkin dapat menjadi tidak
akurat
|
AkuratPencatatan waktu
menggunakan komputer, sangat akurat
|
Akurat Pencatatan
waktu menggunakan komputer, sangat akurat
|
4.
|
Otomatisasi sistem pelaporan
dan integrasi dengan sistem informasi kepegawaian
|
Secara manual Hrs
dilakukan secara manual, kemungkinan kesalahan penyalinan data dari kartu
absensi cukup besar
|
Dapat secara
otomatisMungkin dapat diintegrasikan dengan sistem terkomputerisasi.
|
Otomatis dan integrasi
ke sistem kepegawaian Selalu dapat dilakukan otomatisasi pelaporan,
menggunakan sistem yang terintegrasi.
|
Teknologi biometrik saat ini cukup popular dan digunakan banyak perusahaan di berbagai industri. Bila dahulu biometrik lebih identik digunakan di instansi pemerintahan dan industri yang membutuhkan high-security system, saat ini perusahaan-perusahaan seperti pabrik, restoran, rumah sakit, laboratorium dan lain-lain mulai menggunakan biometrik menggantikan absensi manual atau kita kenal dengan mesin ‘ceklokan’, magnetic strip ID card sampai barcode. Teknologi ini ibarat senjata bagi perusahaan untuk mendisiplikan karyawannya. Kedisiplinan merupakan faktor penting untuk terciptanya SDM yang berkualitas. Sehingga biasanya perusahaan akan memberikan perhatian pada hal-hal yang bisa meningkatkan keberhasilan secara efektif dan efisien.
Untuk itu, salah satu paramater yang digunakan adalah kemampuan para karyawan untuk masuk kantor pada waktunya. Dengan adanya teknologi ini, praktis HRD akan terbantu ketika memantau jam keluar masuk karyawan. Meskipun selain biometrik masih ada sistem absensi lain yang berbasis teknologi, namun sayangnya sistem tersebut memiliki kelemahan tersendiri. Contohnya absensi menggunakan magnetic card. Oknum-oknum karyawan dapat dengan mudah melakukan kecurangan dengan menitipkan kartu absennya pada teman yang datang lebih awal, untuk kemudian minta diabsenkan. Dengan biometrik sistem, kemungkinan ini bisa direduksi meskipun tidak tertutup pula kemungkinan lain dari karyawan untuk melakukan kecurangan. Romy Robb, payroll administrator di the Hilton Waterfront Beach Resort di Huntington Beach, California, seperti dikutip SHRM beralasan bahwa system ini mudah digunakan. Karyawan tidak harus menggunakan kartu absensi dan mencegah karyawan untuk ‘titip absen’. Ternyata tak hanya itu manfaat yang bisa diperoleh dari biometrik sistem. Selain untuk absensi, biometric system juga dapat diintergrasikan ke HR technology system seperti kompensasi dan payroll.
Dengan berbagai kelebihannya, biometrik sistem tampaknya akan menjadi pilihan bagi perusahaan-perusahaan di berbagai industri.Untuk membatasi makalah pada keamanan database dalam penyusunan paper ini akan digunakan teknologi biometri dengan menggunakan pola sidik jari sebagai pengganti password dalam mengakses database dengan alasan sistem ini sudah mulai banyak digunakan baik di perkantoran, perusahaan, sekolah, rumah sakit, pusat tenaga nuklir, dan pemerintah terbukti sistem ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi,dan sudah familiar sehingga mudah dalam penggunaanya.
Detail? Klik :
http://donupermana.wordpress.com
Leave a Reply